Dia datang ke pertemuan Internasional itu dengan membawa nama Bangsa Indonesia. Bersama tongkat kayu dan peci hitam kesayangannya, ia percaya diri berdiplomasi bersama para Presiden dan petinggi Negara – Negara Dunia, menyampaikan gagasan yang brilian, berunding, melibas keputusan yang menurutnya memiliki kekurangan dengan kritikan pedas.